Hidup adalah perjuangan, begitulah kira-kira kata pepatah. Dan, 'Berjuang untuk terus Hidup', begitulah kiranya prinsip yang dipegang oleh Bu Nur Fadilah (45 thn), seorang janda asal Dusun Dhemongan, Desa Aeng Sareh, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Bu Nur, yang memiliki seorang putera, Alfan Alfarisi, berjuang dan rela menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kisahnya bermula saat Bu Nur ditinggal mati oleh suami tercinta dua tahun yang lalu, saat Bu Nur hamil dua bulan. Kemudian pandemi Covid-19 melanda negeri, saat dia berjuang sendirian dalam membesarkan anaknya. Bu Nur terus bekerja dengan menjadi pemulung dan keliling berjualan kacang. Bu Nur tetap bertahan dan terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan puteranya.
“Alhamdulillah, Allah Swt masih memberikan kami kesehatan dan keselamatan. Anak saya adalah satu-satunya sumber semangat saya untuk terus bekerja. Allah boleh saja memanggil suami saya, saat anak saya baru dua bulan dalam kandungan. Tapi hidup harus terus berjalan. Saya ikhlas menjadi pemulung dan berjualan kacang. Ini ‘kan pekerjaan halal. Insyaallah, semoga Allah selalu beri kemudahan,” ungkap Bu Nur.
Bu Nur sendiri dapat dijumpai di sekitar jantung kota Sampang untuk memulung serpihan plastik dan botol air mineral. Satu-satunya alat transportasi yang digunakannya yaitu sepeda untuk berjualan kacang sembari memulung sampah platik.
Alfan diboncengnya dari ia berangkat kerja hingga anaknya itu tertidur pulas di atas sepeda.
Namun, akhir-akhir ini Bu Nur berhenti memulung dan fokus untuk berjualan kacang. Kacangnya dijual dengan harga Rp5.000 per bungkus. Pendapatan per hari yang dihasilkan dari berjualan kacang kisaran Rp.15.000 hingga Rp.25.000. Jarak yang ditempuh setiap harinya 5 km, dengan membawa dagangan dan Alfan di sepedanya.
“Kami sering menjumpai Bu Nur bersepeda dengan membawa anaknya berkeliling. Tak lain untuk berjualan kacang dari desa ke desa hingga ke kota. Dan juga sempat memulung. Tentu kita sebagai muslim tidak boleh diam saja mengetahui kondisi saudara kita yang sedang dalam kesusahan. Mari saudara-saudara berdonasi untuk meringankan beban Bu Nur. Tentu puteranya perlu gizi dengan makanan yang bernutrisi dan susu untuk tumbuh kembangnya,” ujar Ketua NU Care-LAZISNU Sampang, Zainuddin.
Oleh karena itu, kami NU Care-LAZISNU Sampang, mengajak masyarakat Indonesia dan saudara-saudara di mana pun berada, untuk turut serta membantu Bu Nur asal Sampang. Bu Nur membutuhkan kehidupan yang lebih baik, modal usaha, dan tentu kebutuuhan buat anaknya.
Mari #SahabatPeduli bersama ringankan beban Bu Nur dengan mengirimkan donasi terbaik Anda. Caranya:
Kebutuhan Dana 75.000.000
Dana Terkumpul 6.172.000
Donatur
0 Hari lagi
Hidup adalah perjuangan, begitulah kira-kira kata pepatah. Dan, 'Berjuang untuk terus Hidup', begitulah kiranya prinsip yang dipegang oleh Bu Nur Fadilah (45 thn), seorang janda asal Dusun Dhemongan, Desa Aeng Sareh, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.
Bu Nur, yang memiliki seorang putera, Alfan Alfarisi, berjuang dan rela menjadi pemulung untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kisahnya bermula saat Bu Nur ditinggal mati oleh suami tercinta dua tahun yang lalu, saat Bu Nur hamil dua bulan. Kemudian pandemi Covid-19 melanda negeri, saat dia berjuang sendirian dalam membesarkan anaknya. Bu Nur terus bekerja dengan menjadi pemulung dan keliling berjualan kacang. Bu Nur tetap bertahan dan terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan puteranya.
“Alhamdulillah, Allah Swt masih memberikan kami kesehatan dan keselamatan. Anak saya adalah satu-satunya sumber semangat saya untuk terus bekerja. Allah boleh saja memanggil suami saya, saat anak saya baru dua bulan dalam kandungan. Tapi hidup harus terus berjalan. Saya ikhlas menjadi pemulung dan berjualan kacang. Ini ‘kan pekerjaan halal. Insyaallah, semoga Allah selalu beri kemudahan,” ungkap Bu Nur.
Bu Nur sendiri dapat dijumpai di sekitar jantung kota Sampang untuk memulung serpihan plastik dan botol air mineral. Satu-satunya alat transportasi yang digunakannya yaitu sepeda untuk berjualan kacang sembari memulung sampah platik.
Alfan diboncengnya dari ia berangkat kerja hingga anaknya itu tertidur pulas di atas sepeda.
Namun, akhir-akhir ini Bu Nur berhenti memulung dan fokus untuk berjualan kacang. Kacangnya dijual dengan harga Rp5.000 per bungkus. Pendapatan per hari yang dihasilkan dari berjualan kacang kisaran Rp.15.000 hingga Rp.25.000. Jarak yang ditempuh setiap harinya 5 km, dengan membawa dagangan dan Alfan di sepedanya.
“Kami sering menjumpai Bu Nur bersepeda dengan membawa anaknya berkeliling. Tak lain untuk berjualan kacang dari desa ke desa hingga ke kota. Dan juga sempat memulung. Tentu kita sebagai muslim tidak boleh diam saja mengetahui kondisi saudara kita yang sedang dalam kesusahan. Mari saudara-saudara berdonasi untuk meringankan beban Bu Nur. Tentu puteranya perlu gizi dengan makanan yang bernutrisi dan susu untuk tumbuh kembangnya,” ujar Ketua NU Care-LAZISNU Sampang, Zainuddin.
Oleh karena itu, kami NU Care-LAZISNU Sampang, mengajak masyarakat Indonesia dan saudara-saudara di mana pun berada, untuk turut serta membantu Bu Nur asal Sampang. Bu Nur membutuhkan kehidupan yang lebih baik, modal usaha, dan tentu kebutuuhan buat anaknya.
Mari #SahabatPeduli bersama ringankan beban Bu Nur dengan mengirimkan donasi terbaik Anda. Caranya:
08/11/2021
Sampang, NU Care
Pengurus Cabang (PC) NU Care-LAZISNU Kabupaten Sampang, Jawa Timur turut peduli atas ekonomi warga duafa yang berada di daerah Sampang. Dari hal itu, PC NU Care-LAZISNU Sampang menginisiasi program bantuan pemberdayaan ekonomi bagi duafa, yang salah satunya dengan cara menggalang partisipasi donatur via website crowdfunding NUcare.id untuk ikut terlibat dalam program tersebut.
Adalah Nur Fadilah (55), seorang janda duafa asal Sampang yang bekerja secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dengan berjualan kacang.
Ketua PC NU Care-LAZISNU Sampang, Zainuddin, menuturkan bahwa sepeninggal suaminya, Nur Fadilah berjualan kacang dari kampung ke kampung dengan mengayuh sepeda, sembari menggendong anak semata wayangnya yang masih kecil.
Melihat langsung kehidupan Nur Fadilah, pada Juni 2021, pihak NU Care-LAZISNU kemudian menggalang donasi di NUcare.id untuk membantu ekonomi dan modal usaha bagi Nur.
Program atau kampanye sosial (campaign) yang digalang NU Care-LAZISNU Sampang di crowdfunding NUcare.id saat ini durasinya telah selesai, dan pada Senin (1/11/2021), campaign dan dana yang terhimpun disalurkan dalam bentuk uang tunai dan sembako kepada Nur, di kantor NU Care-LAZISNU Sampang.
Nur bersyukur mendapat bantuan uang tunai dan sembako dari NU Care-LAZISNU Sampang.
“Bantuan ini sangat bernilai dan meringankan beban ekonomi saya. Terima kasih kepada donatur, NUcare[dot]id, dan LAZISNU karena sudah banyak membantu saya,” ungkap Nur.
Sebelum bantuan tersebut, Nur mengaku sudah lima kali NU Care-LAZISNU Sampang membantu dirinya.
“Seingat saya, sudah lima kali LAZISNU memberikan bantuan kepada saya,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Koordinator Bidang Penyaluran Bantuan dari PC NU Care-LAZISNU Sampang, Firman Saputra, mengatakan bantuan yang disalurkan kepada Nur Fadilah merupakan bentuk kepedulian pihaknya terhadap warga kurang mampu, khususnya yang berada di Sampang.
“Harapan kami ke depan, semoga lebih banyak lagi orang yang dapat kami bantu,” singkatnya. (AW)
Sumber: maduraindepth.com