Gizi Buruk dan Kematian Ancam 84,7 Ribu Balita
Setelah serangan yang menggempur Yaman pada Maret 2015, negara ini mengalami krisis di berbagai sektor. Tragedi kemanusiaan ini pun menjadikan Yaman sebagai negara termiskin di Timur Tengah yang mengakibatkan 84,7 ribu Balita mengalami gizi buruk. Bahkan di setiap 10 menit, balita-balita ini meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.
3 juta Balita dan ibu hamil-menyusui mengalami mal-nutrisi, di mana separuh dari jumlah ini yakni anak-anak Yaman usia 6 bulan hingga 5 tahun mengalami cacat fisik.
Anak-anak Hadapi Berbagai Masalah Kemanusiaan
UNICEF menyatakan bahwa perang di Yaman adalah neraka bagi 11 juta anak di bawah usia 18 tahun, karena tak hanya peperangan antar dua kubu yang harus mereka hadapi, melainkan peperangan dalam kekurangan makanan, memerangi penyakit, akses layanan sosial, bahkan hanya untuk mendapatkan tempat tinggal di pengungsian.
PBB pun menilai, situasi yang saat ini terjadi di Yaman dapat dikategorikan sebagai bencana kelaparan terburuk dalam sejarah selama 1 abad terakhir.
Bencana kelaparan ini juga mengancam 8,4 juta warga yang benar-benar tidak memiliki ketersediaan makanan untuk esok hari (Amnesty International). Bahkan menurut Mark Lowcock, Koordinator Emergency Relief PBB, menyatakan bahwa angka itu akan bertambah 10 juta pada kategori yang sama jika keadaan tidak segera membaik.
Diare dan Kolera akibat Sanitasi yang Terbatas
Akibat dari blokade dan pengeboman yang terus-menerus dilakukan, sedikitnya terdapat 15.000 warga sipil yang meregang nyawa. Tidak hanya itu, PBB menunjukkan data bahwa lebih dari 50% fasilitas kesehatan tidak dapat berfungsi lagi, yang mengakibatkan lebih dari 58,4% warga (16 juta jiwa) tidak mendapatkan layanan kesehatan paling dasar, dan lebih dari 73% populasi tidak dapat memiliki saluran air minum yang layak.
Akses dan infrastruktur sanitasi ini manjadi hal yang urgen, karena jika tidak segera dibenahi maka wabah diare dan kolera ini akan terus menerus kembali mengancam.
Kita bersama Yaman
Blokade yang dilakukan oleh koalisi Arab ini telah menggencat semua wilayah dari laut, darat, dan udara di Yaman.
Kami yakin bahwa kita rakyat Indonesia tidak akan pernah melupakan mereka, saudara kita. Saudara dalam kemanusiaan dan keagamaan yang dulu turut memperjuangkan serta mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia. Muslim Yaman juga termasuk salah satu sejarah dalam penyebaran Islam di pertama di Nusantara.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk turut membantu saudara-saudara kita di Yaman. Mari tunjukan solidaritas kita bersama demi menghentikan mimpi buruk warga Yaman yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kita bersama Yaman.
Cara berdonasi:
Bantu share juga halaman ini agar lebih banyak doa dan bantuan yang terkumpul.
Teman-teman juga bisa berdonasi melalui laman kitabisa.com/nupeduliyaman. Hasil donasi akan disalurkan melalui Yayasan Al-Ra’fah milik Pesantren Darul Musthofa Tarim (Yaman), di bawah pimpinan Al Habib Umar bin Hafiz.
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 19.865.148
0 Donatur
0 Hari lagi
Gizi Buruk dan Kematian Ancam 84,7 Ribu Balita
Setelah serangan yang menggempur Yaman pada Maret 2015, negara ini mengalami krisis di berbagai sektor. Tragedi kemanusiaan ini pun menjadikan Yaman sebagai negara termiskin di Timur Tengah yang mengakibatkan 84,7 ribu Balita mengalami gizi buruk. Bahkan di setiap 10 menit, balita-balita ini meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya.
3 juta Balita dan ibu hamil-menyusui mengalami mal-nutrisi, di mana separuh dari jumlah ini yakni anak-anak Yaman usia 6 bulan hingga 5 tahun mengalami cacat fisik.
Anak-anak Hadapi Berbagai Masalah Kemanusiaan
UNICEF menyatakan bahwa perang di Yaman adalah neraka bagi 11 juta anak di bawah usia 18 tahun, karena tak hanya peperangan antar dua kubu yang harus mereka hadapi, melainkan peperangan dalam kekurangan makanan, memerangi penyakit, akses layanan sosial, bahkan hanya untuk mendapatkan tempat tinggal di pengungsian.
PBB pun menilai, situasi yang saat ini terjadi di Yaman dapat dikategorikan sebagai bencana kelaparan terburuk dalam sejarah selama 1 abad terakhir.
Bencana kelaparan ini juga mengancam 8,4 juta warga yang benar-benar tidak memiliki ketersediaan makanan untuk esok hari (Amnesty International). Bahkan menurut Mark Lowcock, Koordinator Emergency Relief PBB, menyatakan bahwa angka itu akan bertambah 10 juta pada kategori yang sama jika keadaan tidak segera membaik.
Diare dan Kolera akibat Sanitasi yang Terbatas
Akibat dari blokade dan pengeboman yang terus-menerus dilakukan, sedikitnya terdapat 15.000 warga sipil yang meregang nyawa. Tidak hanya itu, PBB menunjukkan data bahwa lebih dari 50% fasilitas kesehatan tidak dapat berfungsi lagi, yang mengakibatkan lebih dari 58,4% warga (16 juta jiwa) tidak mendapatkan layanan kesehatan paling dasar, dan lebih dari 73% populasi tidak dapat memiliki saluran air minum yang layak.
Akses dan infrastruktur sanitasi ini manjadi hal yang urgen, karena jika tidak segera dibenahi maka wabah diare dan kolera ini akan terus menerus kembali mengancam.
Kita bersama Yaman
Blokade yang dilakukan oleh koalisi Arab ini telah menggencat semua wilayah dari laut, darat, dan udara di Yaman.
Kami yakin bahwa kita rakyat Indonesia tidak akan pernah melupakan mereka, saudara kita. Saudara dalam kemanusiaan dan keagamaan yang dulu turut memperjuangkan serta mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia. Muslim Yaman juga termasuk salah satu sejarah dalam penyebaran Islam di pertama di Nusantara.
Untuk itu, NU Care-LAZISNU mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk turut membantu saudara-saudara kita di Yaman. Mari tunjukan solidaritas kita bersama demi menghentikan mimpi buruk warga Yaman yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kita bersama Yaman.
Cara berdonasi:
Bantu share juga halaman ini agar lebih banyak doa dan bantuan yang terkumpul.
Teman-teman juga bisa berdonasi melalui laman kitabisa.com/nupeduliyaman. Hasil donasi akan disalurkan melalui Yayasan Al-Ra’fah milik Pesantren Darul Musthofa Tarim (Yaman), di bawah pimpinan Al Habib Umar bin Hafiz.
20/03/2021
Pengurus Pusat (PP) NU Care-LAZISNU menyerahkan donasi dari hasil penggalangan dana program NU Peduli Yaman. Donasi diserahkan melalui Yayasan Al-Ra’fah milik Pesantren Darul Mustafa Tarim (Yaman), di bawah pimpinan Al Habib Umar bin Hafidz di Yaman.
Donasi diserahkan secara langsung oleh Ketua PP NU Care-LAZISNU, Achmad Sudrajat, kepada penanggungjawab Yayasan di Indonesia, Hamid Jafar Al-Qadri, yang juga santri Darul Mustafa.
Achmad Sudrajat dalam sambutannya mengungkapkan bahwa penyerahan donasi tersebut sebagai bentuk khidmat NU untuk Yaman.
“NU Peduli Yaman, yang masuk dalam program NU Care for Humanity, merupakan khidmah NU untuk Yaman. Dan Yayasan Al-Ra’fah sebagai mitra kita untuk penyaluran di Yaman. Karena yayasan ini, para habaib, tahu kondisi dan bantuan apa saja yang dibutuhkan di sana,” ungkap Sudrajat, saat acara serah-terima donasi, yang dilangsungkan di kantor PP NU Care-LAZISNU, Jakarta, Senin (1/02/2021) sore.
Sudrajat pun mengajak masyarakat di Indonesia untuk bersama-sama membantu warga Yaman.
“Campaign ini masih berjalan sampai beberapa waktu ke depan, dan mari berbondong-bondong membantu warga di Yaman,” ajaknya.
Manajer Penyaluran PP NU Care-LAZISNU, Ahyad Alfida’i menyatakan campaign NU Peduli Yaman digalang melalui crowdfunding Kitabisa.com dan NUcare.id.
“Campaign NU Peduli Yaman, khususnya untuk anak-anak korban perang Yaman, ini campaign sudah lama. Kita galang di Kitabisa[dot]com dan NUcare[dot]id. Dan ini merupakan penyerahan tahap pertama, karena campaign masih berjalan,” jelas Ahyad.
Sementara itu, Hamid Jafar Al-Qadri, menuturkan bahwa pihaknya telah beberapa kali menyalurkan bantuan untuk masyarakat Yaman.
“Untuk saat ini sudah ketiga kalinya (penyaluran bantuan), melalui Al-Ra’fah Foundation yang ada di Tarim. Disalurkan dengan pengawasan, dengan laporan yang akurat dan bisa dipercaya. Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada LAZISNU dalam program Yaman Care, yang dari awal sudah membantu. Bantuan secara nyata,” ungkap Hamid.
Kemudian, Hamid melanjutkan, donasi tersebut akan digunakan untuk penyaluran bantuan makanan, susu, popok bayi, obat-obatan, dan juga penggalian sumur.
“Bantuan berupa sembako, susu, diapers, obat-obatan, dan juga penggalian sumur untuk akses air bersih. Anak-anak kita prioritaskan, karena menurut data WHO tahun 2017-2018, setiap sepuluh menit anak-anak meninggal dunia karena mengalami gizi buruk,” tuturnya.
Hamid juga menyampaikan, akibat konflik berkepanjangan membuat kondisi Yaman saat ini menjadi negara miskin.
“Alhamdulillah, ini merupakan sebuah anugerah dari Allah Swt, kita mempunyai kepedulian, khususnya kepada mereka yang tertimpa musibah, bencana kelaparan yang dialami masyarakat dan bangsa Yaman, akibat konflik yang berkepanjangan,” jelasnya
Pewarta: Wahyu Noerhadi
Sumber: NU Online