Ambulans NU DIY menjadi inisiatif program kemanusiaan dari NU Care-LAZISNU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menghadirkan layanan ambulans gratis bagi seluruh masyarakat, terutama bagi mereka kurang mampu dan tinggal di pelosok daerah kesulitan mengakses fasilitas kesehatan.
Sejak pertama kali digerakkan, Ambulans NU DIY tidak hanya sekadar kendaraan medis, tetapi menjadi jembatan harapan bagi mereka yang berjuang di saat-saat darurat.
Hingga saat ini, Ambulans NU DIY telah melayani lebih dari 129.000 jiwa di berbagai penjuru wilayah. Dari jumlah tersebut, lebih dari 58 ribu jiwa menerima layanan ambulans untuk keperluan medis, sementara lebih dari 11 ribu jiwa terbantu melalui layanan pengantaran jenazah. Tak hanya itu, hampir 59 ribu jiwa lainnya merasakan manfaat dari berbagai layanan sosial yang diberikan secara gratis. Semua ini dijalankan dengan armada sebanyak 76 unit ambulans yang tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta.
Andre Rahmat Hidayat (48), Koordinator Ambulans NU DIY mengatakan bahwa seiring waktu, sejumlah unit ambulans mengalami kerusakan parah dan tidak dapat beroperasi. Hal ini menyulitkan tim relawan saat harus menjemput pasien atau membawa jenazah, khususnya di wilayah yang jauh dari rumah sakit.
“Ambulans ini gratis dengan biaya operasional dari donasi warga. Kami sering kewalahan saat ambulans rusak berat. Bahkan pernah harus iuran antar sopir relawan demi memperbaiki mesin,” ungkap Andre.
Sementara itu, Rohmadi (58) salah satu sopir relawan Ambulans NU DIY yang unitnya rusak menyatakan bahwa selama mengabdi, dirinya tidak pernah sekalipun meminta bayaran kepada pasien maupun pihak keluarga. Namun ia kini merasa sedih karena ambulansnya mogok sehingga tidak bisa membantu masyarakat lebih banyak lagi.
"Ambulans kami sekarang mogok. Mesinnya rusak dan kami tak bisa membawa orang yang butuh pertolongan. Kami memang tak pernah meminta bayaran, karena niat kami hanya ingin membantu," ucap Rohmadi, menyayangkan kondisi saat ini.
Meskipun para relawan ambulans NU ini tidak digaji, namun semangat mereka bergerak dengan ikhlas membantu sesama.
Melihat kondisi tersebut, NU Care-LAZISNU DIY mengajak #SahabatPeduli untuk ikut berpartisipasi dalam program Ambulans Gratis Mandiri NU DIY, agar layanan ini bisa terus berjalan dan menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk:
Setiap kontribusi #SahabatPeduli, sekecil apapun, akan memberikan dampak besar bagi mereka yang berada di kondisi darurat. Mari bersama kita hadirkan kembali harapan, yakni dengan cara:
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 0
0 Donatur
88 Hari lagi
Ambulans NU DIY menjadi inisiatif program kemanusiaan dari NU Care-LAZISNU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menghadirkan layanan ambulans gratis bagi seluruh masyarakat, terutama bagi mereka kurang mampu dan tinggal di pelosok daerah kesulitan mengakses fasilitas kesehatan.
Sejak pertama kali digerakkan, Ambulans NU DIY tidak hanya sekadar kendaraan medis, tetapi menjadi jembatan harapan bagi mereka yang berjuang di saat-saat darurat.
Hingga saat ini, Ambulans NU DIY telah melayani lebih dari 129.000 jiwa di berbagai penjuru wilayah. Dari jumlah tersebut, lebih dari 58 ribu jiwa menerima layanan ambulans untuk keperluan medis, sementara lebih dari 11 ribu jiwa terbantu melalui layanan pengantaran jenazah. Tak hanya itu, hampir 59 ribu jiwa lainnya merasakan manfaat dari berbagai layanan sosial yang diberikan secara gratis. Semua ini dijalankan dengan armada sebanyak 76 unit ambulans yang tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta.
Andre Rahmat Hidayat (48), Koordinator Ambulans NU DIY mengatakan bahwa seiring waktu, sejumlah unit ambulans mengalami kerusakan parah dan tidak dapat beroperasi. Hal ini menyulitkan tim relawan saat harus menjemput pasien atau membawa jenazah, khususnya di wilayah yang jauh dari rumah sakit.
“Ambulans ini gratis dengan biaya operasional dari donasi warga. Kami sering kewalahan saat ambulans rusak berat. Bahkan pernah harus iuran antar sopir relawan demi memperbaiki mesin,” ungkap Andre.
Sementara itu, Rohmadi (58) salah satu sopir relawan Ambulans NU DIY yang unitnya rusak menyatakan bahwa selama mengabdi, dirinya tidak pernah sekalipun meminta bayaran kepada pasien maupun pihak keluarga. Namun ia kini merasa sedih karena ambulansnya mogok sehingga tidak bisa membantu masyarakat lebih banyak lagi.
"Ambulans kami sekarang mogok. Mesinnya rusak dan kami tak bisa membawa orang yang butuh pertolongan. Kami memang tak pernah meminta bayaran, karena niat kami hanya ingin membantu," ucap Rohmadi, menyayangkan kondisi saat ini.
Meskipun para relawan ambulans NU ini tidak digaji, namun semangat mereka bergerak dengan ikhlas membantu sesama.
Melihat kondisi tersebut, NU Care-LAZISNU DIY mengajak #SahabatPeduli untuk ikut berpartisipasi dalam program Ambulans Gratis Mandiri NU DIY, agar layanan ini bisa terus berjalan dan menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk:
Setiap kontribusi #SahabatPeduli, sekecil apapun, akan memberikan dampak besar bagi mereka yang berada di kondisi darurat. Mari bersama kita hadirkan kembali harapan, yakni dengan cara:
Belum ada kabar terbaru