Bagikan:  

Kilas Balik dan Makna Ritual Qurban

By Admin

30/06/2020

1986 kali dilihat

Apabila kita mengulas sejarah, banyak riwayat yang menyebutkan disyariatnya ibadah qurban. Namun, ada beberapa orang beranggapan bahwa qurban dengan menyembelih hewan adalah termasuk perbuatan yang kejam, apalagi dengan cara mengalirkan darah (menyembelih) sebagai sesembahan kepada Tuhan. Ada juga orang yang beranggapan bahwa ritual qurban yang berdasarkan petunjuk mimpi Nabi Ibrahim As. untuk menyembelih anaknya yaitu Nabi Ismail adalah perbuatan kriminal, bagaimana mungkin Allah Swt menyuruh orang tua untuk menyembelih anaknya.

Itulah alasan beberapa orang yang posting di Facebook menolak dan mengkritik ritual qurban yang dilakukan oleh umat Islam dalam satu tahun sekali saat Idul Adha.

Dalam Agama Islam setiap ajarannya pasti mengandung syariat dan hakikat, dimensi lahir dan batin. Setiap ritual pasti mengandung nilai-nilai spritual. Antara Syariat dan Hakikat tidak bisa dipisahkan, karena mustahil memahami hakekatnya jika tidak melalui syariat. Sesuatu tidak bisa dipahami secara spritual tanpa melalui ritualnya.

Jika memahami ajaran agama hanya secara ritual saja, maka akan kering dan tidak bisa menangkap pesan-pesan dari ritual tersebut. Begitu juga akan kesulitan jika langsung memahami hakikatnya atau spritualnya jika tidak melalui memahami ritualnya.

Begitu juga dengan Hari Raya Idul Adha yang disunnahkan bagi yang mampu untuk menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jika tidak memahami secara utuh ayat-ayat yang berkaitan dengan qurban, maka akan kesulitan memahami pesan-pesan qurban dan makna hakekatnya.

Sebetulnya Allah telah memberikan sebuah penegasan tentang ritual qurban yaitu:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ

Artinya: “Allah tidak akan menerima daging-daging dan darah-darah hewan kurban mereka akan tetapi yang Allah terima adalah ketaqwaan dari kalian.” (QS.  Al-Hajj: 37)

Jika kita merujuk ke dalam Al- Qur’an, sering sekali menggunakan perumpamaan atau simbol-simbol hewan untuk menggambarkan karakter seseorang sesuai dengan perilakunya. Maka salah satu pesan atau hakikat qurban itu adalah untuk menyembelih atau mengalahkan sifat-sifat binatang dalam diri manusia. Ketika sifat hewani dalam diri manusia sudah dikalahkan atau disembelih, maka dalam mencapai ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah Swt semakin mudah.

Hikmah yang kedua yaitu ketika Nabi Ibrahim bermimpi agar menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail yaitu agar menyembelih sifat terbelenggu atau kemelekatan terlalu cinta kepada anak sehingga bisa menjadi belenggu diri dalam mencintai Allah. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah pahala yang besar.” [QS. At-Taghabun: 15]

Pada akhirnya, Nabi Ismail tidak disembelih oleh Nabi Ibrahim, namun diganti oleh Allah Swt dengan seekor domba. Jika memahami ayat -ayat Al-Qur’an hanya sebatas yang tersurat, maka akan bingung sendiri, akan tetapi jika dipahami secara global dan tersirat akan menemukan sebuah hikmah dan pesan-pesan maknawiyah yang luar biasa.

SUMBER: BincangSyariah.Com

Yuk, tunaikan ibadah qurban melalui Nusantara Berqurban-Solidaritas Tanpa Batas bersama NU-Care-LAZISNU ! 

Caranya klik link nucare.id/qurban atau Rekening Qurban (BCA: 068 333 1926 A.n YAY. Lembaga Amil Zakat dan Shodaqoh NU) / Mandiri (123 000 777 1910 An. LAZISNU).
Narahubung : 0813 9800 9800 

Twitter : nucare_lazisnu
Instagram : @nucare_lazisnu
Youtube : NU CARE

 

Hukum
Idul Adha
Nusantara Berqurban
Hewan Qurban
Qurban
Daging Qurban
Fiqih
QURBAN ONLINE
Hukum
Idul Adha
Nusantara Berqurban
Hewan Qurban
Qurban
Daging Qurban
Fiqih
QURBAN ONLINE

Berita Lainnya