LAZISNU PBNU menumbuhkan kedermawanan atau filantropi melalui kegiatan berbagi makanan untuk duafa. (Foto: Dok. LAZISNU PBNU)

Bagikan:  

Filantropi Jadi Media Diplomasi

By Kendi Setiawan

25/07/2022

308 kali dilihat

Jakarta, NU Care

Guru Besar Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Amelia Fauzia mengatakan Indonesia mempunya kekuatan soft diplomacy, melalui civil society (masyarakat sipil) salah satunya adalah dengan cara filantropi atau gerakan kedermawanan.

Prof Amelia menambahkan Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan oleh Charity Aid Foundation (CAF). Kedermawanan masyarakat Indonesia inilah menjadi salah satu kekuatan diplomasi Negeri Zamrud Khatulistiwa ini.

Saat Seminar Internasional Pendidikan Perdamaian, di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jalan Ir H Juanda, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (20/07/2022), ia mencontohkan Indonesia membantu sebuah peristiwa bencana di wilayah negara lain. Hal ini menjadi soft diplomacy melalui misi kemanusiaan yang juga bisa menjadi misi perdamaian.

"Bagaimana kekuatan leaders bisa menyatukan perbedaan, akhirnya bisa membuat perdamaian," katanya diakses NU Online, Ahad (24/07/2022).

Misi kemanusiaan itu, lanjut Amelia, mendorong perdamaian. Tidak hanya berhenti di dalam negeri, tetapi juga ke luar negeri. "Itu karakter Islam rahmatan lil 'alamin," kata pegiat filantropi Islam itu.

Menurut dia, karakter penting sebagai masyarakat muslim adalah toleran. Hal ini bisa menjadi kontribusi untuk mendamaikan perseteruan Timur dan Barat.

Di lingkungan Nahdlatul Ulama, lembaga yang mengajak masyarakat menumbuhkan kedermawanan adalah Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).

Ketua LAZISNU PBNU, Habib Ali Hasan Al Bahar beberapa waktu lalu kembali mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan melalui LAZISNU. 

"Salurkan bantuanmu melalui lembaga yang Modern, Akuntabel, Transparan, Amanah, Profesional. LAZISNU MANTAP," kata Habib Ali melalui tayangan video, Rabu (7/07/2022).

Sejak beberapa tahun ini, LAZISNU PBNU memang mengusung semangat MANTAP, yang merupakan akronim dari Modern, Akuntabel, Transparan, Amanah, dan Profesional. Unsur Modern yakni sikap dan cara berfikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman (wal akhdzu bil jadidil ashlah). Kemudian Akuntabel, artinya pertanggung jawaban terhadap aktivitas kelembagaan dan keuangan yang sesuai dengan Undang-Undang tentang pengelolaan zakat dan syariat Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Berikutnya, Transparan bermakna terbuka sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dalam Undang-Undang tentang pengelolaan zakat dan syariat Islam yang rahmatan lil 'alamin. Adapun Amanah bermakna dapat dipercaya dalam pengelolaan dana dari para donatur baik yang berupa dana zakat, infaq, sedekah, CSR, dan dana sosial keagamaan lainnya (DSKL).

Sementara Profesional artinya dalam pengelolaan zakat, infaq, sedekah, CSR dan dana sosial keagamaan lainnya LAZISNU selalu mengedepankan layanan yang terbaik (best service) sesuai dengan kesepakatan antar pihak, tidak melanggar aturan dan etika yang berlaku.

Sementara itu, Direktur Eksekutif LAZISNU PBNU yang juga Wakil Ketua LAZISNU PBNU, Qohari Cholil menambahkan selain mengusung semangat MANTAP, LAZISNU PBNU juga mengedepankan unsur lebih terpercaya dan berkah.

"Berzakat, infaq, sedekah melalui LAZISNU karena lebih terpercaya dan berkah. Pendekatan itu yang kita gunakan agar lebih berkah karena berkah juga menjadi dambaan NU biasanya," ungkapnya.

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Wahyu Noerhadi

filantropi
Kedermawanan
filantropi
Kedermawanan

Berita Lainnya