Bagikan:  

Banjir Cilacap Sentuh Sidareja, NU Care Konsisten Salurkan Bantuan

By Kendi Setiawan

21/11/2020

520 kali dilihat

Cilacap, NU Care
Setelah sebelumnya melanda Kroya, banjir Cilacap juga melanda Sidareja. Banjir ini merupakan terbesar dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Salah satunya ditandai dengan terendamnya Jalan Manggisan Sidamulya.

Manajer NU Care-LAZISNU Cilacap, Ahmad Fauzi mengatakan sejak banjir besar tahun 2005, meski hampir tiap tahun terjadi banjir, Jalan Manggisan Sidamulya masih bisa dilewati kendaraan. "Sekarang hanya perahu dan mobil besar yang bisa lewat. Rumahku yang dibangun dengan ketinggian diatas rata-rata pun, sejak pagi tadi mulai terendam air. Sore ini, hujan kembali mengguyur dengan lebat," kata dia, Rabu (18/11).

Banjir yang datang sejak kemarin, Selasa 17 November 2020, bahkan tidak hanya merendam Sidareja, tapi merendam beberapa kecamatan yang biasanya tidak banjir. Bedanya, jika kecamatan lain sehari bisa surut, di Sidareja surutnya bisa sampai 10 hari. Apalagi jika hujan terus menerus turun. Sungai di sini terhubung langsung dengan laut. Pasang surut air laut ikut berpengaruh terhadap surutnya banjir.

"Semalam, rumah masih bisa dipakai untuk tempat pengungsian sebagian kerabat. Sekitar pukul 05.00 WIB, air mulai masuk. Aku dan istri memutuskan mengungsi di kos-kosan depan, agar anak-anak punya ruang bermain, tidak hanya nagkring di meja. Baru satu jam pindah, tiba-tiba air naik dan menggenangi kos-kosan. Motor sudah tidak bisa keluar. Jalan depan rumah sudah tergenang satu meter," tuturnya lagi. 

Akhirnya mereka memutuskan mengungsi ke rumah mertua menggunakan perahu, menempati ruangan lantai dua, karena lantai satu juga tergenang air 80 sentimeter. Mereka bertahan di tengan kepungan banjir. Bersih-bersih sekitar setengah jam, membuat dapur darurat untuk 10 anggota keluarga. Meski hujan masih terus turun, sudah agak tenang karena masih agak jauh dari jangkauan air.

Gelombang pengungsi sejak kemarin sudah berdatangan, apalagi dinihari saat hujan semakin lebat. Sekarang di Desa Sudagaran dan Sidamulya ada tujuh titik pengungsian umum. Belum termasuk pengungsian keluarga dan atau warga yang memilih bertahan dirumah, tidur diatas meja. Seperti biasa, dua desa ini biasanya kurang tertangani pihak berwenang, mungkin karena sudah terbiasa terkena banjir. 

Fauzi juga mendapat laporan dari lapangan, hal yang paling dibutuhkan sementara ini adalah air minum dan makanan siap saji untuk sekitar 1000 jiwa. Hanya dua desa di atas belum termasuk puluhan desa lainnya. "Rabu, 18 Nov 2020, pukul 17.15 WIB hujan masih lebat," tuturnya.

Di tengah-tengah keterbatasan itu, Fauzi dan timnya terus berupaya memberikan bantuan untuk warga lainnya. Melalui NU Cilacap Peduli, relawan menyalurkan ke wilayah  Kroya pada sore ini hingga malam hari, berupa nasi rames untuk lebih dari 2500 warga dan droping logistik dari NU Care-LAZISNU Cilacap ke dapur umum Gentasari dan Mujur.

Pada Kamis (19/11) pukul 01.20 WIB tim membawa perahu dari Lanal Cilacap untuk diturunkan di wilayah Kecamatan Sidareja, mengingat di daerah tersebut tim NU Pedulu sangat membutuhkan perahu sebagai alat untuk evakuasi dan distribusi logistik kepada masyarakat terdampak banjir.

Kebutuhan yang diperlukan masyarakat adalah beras, sayuran, lauk, bumbu dapur, obat-obatan, obat antinyamuk, popok bayi, pakaian bayi, selimut, kertas minyak, gas LPG, biskuit atau makanan ringan, alat sedot air dan lumpur, kendaraan untuk bisa masuk ke medan berat.

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Kendi Setiawan
 

Banjir
Cilacap
Banjir
Cilacap

Berita Lainnya