Kendala Biaya, Dimas Tak Bisa Rutin Terapi Wicara. Mari Bantu!

Category Kesehatan
KABUPATEN JOMBANG
NU Care-LAZISNU Jombang

Terkumpul

7.127.400

Dana Dibutuhkan

50.000.000

Open Goal
0 Hari Lagi
Share

Detail

Update

Donatur

Siti Masri’ah (30 thn) harus mengalami duka yang beruntun dalam setahun. Setelah kehilangan suami karena kecelakaan di jalan tol Semarang-Solo pada Maret 2021, empat bulan kemudian sang ibu tercinta menyusul kepergian suaminya.

Dua bulan setelah kehilangan ibunya, I’ah panggilan akrabnya, mesti memikul kesedihan untuk yang ketiga kalinya. Anak bungsunya, Muhammad Adnan Dimas Sanjaya (4 thn) diketahui mengalami gangguan pendengaran. Akibatnya, Dimas pun terlambat bicara, tidak bisa banyak berkomunikasi, dan berekspresi.

Dimas yang sekarang menjadi anak yatim itu, diketahui mengalami gangguan tersebut setelah diperiksakan ke Dokter Spesialis THT yang berada di daerah Kecamatan Taman, Sidoarjo Jawa Timur.

“Dokter memberi surat rujukan agar Dimas meneruskan pengobatan di RSAL dr Ramelan Surabaya pada pertengahan September 2021 kemarin, Mba,” ucap Bu I’ah kepada Tim NU Care-LAZISNU Jombang.

Hasil pemeriksaan menyatakan, Dimas yang tinggal di Dusun Jombatan 3 RT 01 RW 01 Desa Jombatan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang Jawa Timur itu mengalami gangguan pendengaran hingga 100 dB HL (desibel Hearing Level), yang pada ukuran anak normal adalah 25-60 dB HL.

“Operasi tidak bisa dilakukan untuk penyembuhan Dimas, Mba. Dokter mengharuskan agar Dimas memakai alat bantu dengar (ABD) untuk memperkuat pendengaran. Pemakaian ABD juga untuk seumur hidup, dan tampaknya itulah satu-satunya solusi bagi Dimas,” ungkapnya terbata-bata.

Harga satu alat dengar berada di kisaran Rp8,5 juta. Apabila sepasang untuk telinga kanan dan kiri harganya bisa mencapai Rp17 juta.

Bu I'ah menceritakan bahwa dirinya terpaksa menggunakan dana pencairan Jasa Raharja almarhum suaminya untuk membeli ABD itu demi kesembuhan anaknya. Padahal, dana tersebut sebelumnya ia rencanakan digunakan sebagai modal usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Bu I’ah hanyalah seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki pemasukan tetap untuk menghidupi kedua anaknya semenjak ditinggal suaminya delapan bulan lalu, dikarenakan kondisi Dimas yang tidak bisa ditinggal bekerja.

Selain biaya hidup dan biaya sekolah anak pertamanya, Zahida Qalbi Nadhifa (8 th), dia juga membutuhkan biaya terapi pendengaran dan wicara untuk anak bungsunya itu.

“Terapi itu seharusnya dilakukan satu minggu sekali, Mba. Tapi karena kendala biaya maka saya melakukannya satu bulan sekali di Surabaya. Setiap satu kali terapi, saya menghabiskan biaya sekitar satu juta rupiah. Itu pun belum termasuk biaya transportasi dan biaya perawatan ABD seperti mengganti batere dan spare part. Kalau alat dengarnya ada kerusakan dan tidak bisa diperbaiki maka harus beli alat dengar baru, Mba,” ungkap Bu I’ah saat kami dari Tim NU Care-LAZISNU silaturahmi ke rumahnya.

Sejak November 2021 lalu, terapi untuk Dimas sudah berjalan dua kali dengan bantuan keluarganya. Bu I'ah juga sebenarnya sudah mengajukan pembuatan KIS (Kartu Indonesia Sehat) di Kantor Dinas Sosial Jombang pada pertengahan September lalu. Namun, kata Bu I’ah, hingga kini belum ada kabar kelanjutannya dari petugas di Dinsos.

#SahabatPeduli, jujur, kami yang mendengar langsung cerita dari Bu I’ah merasa sangat sedih dan ingin membantunya, setidaknya meringankan beban hidup dan kesedihannya.

Ya, setelah ditinggal suaminya dan hidup menjanda, Bu I’ah mesti berjuang dari kesedihannya bersama dua buah hatinya. Sementara anak bungsunya mengalami gangguan pendengaran dan tentu dirinya butuh biaya untuk pengobatan (terapi) dan perawatan ABD bagi Dimas.

Mari #SahabatPeduli, kita bantu ringankan beban hidup Bu I’ah dengan membantu biaya terapi dan perawatan ABD untuk Dimas. Kepedulian atau donasi terbaik saudara semua bisa disalurkan melalui halaman galang dana ini, dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

    Kontributor: Tim LAZISNU PCNU Jombang
    Editor:  Putri Azmi Millatie/ Wahyu Noerhadi
Penggalangan dana dimulai 21 January 2022 oleh:
NU Care-LAZISNU Jombang
Akun Terverifikasi

Total
6 Campaign
Tambahkan Program ini di halaman web Anda
Script berhasil dicopy

Yuk! Daftar untuk Mulai Ber - Donasi Membantu Sesama!

Kendala Biaya, Dimas Tak Bisa Rutin Terapi Wicara. Mari Bantu!

Kendala Biaya, Dimas Tak Bisa Rutin Terapi Wicara. Mari Bantu!

Kebutuhan Dana 50.000.000

Dana Terkumpul 7.127.400

Donatur

0 Hari lagi

NU Care-LAZISNU Jombang

Akun Terverifikasi

Deskripsi

Siti Masri’ah (30 thn) harus mengalami duka yang beruntun dalam setahun. Setelah kehilangan suami karena kecelakaan di jalan tol Semarang-Solo pada Maret 2021, empat bulan kemudian sang ibu tercinta menyusul kepergian suaminya.

Dua bulan setelah kehilangan ibunya, I’ah panggilan akrabnya, mesti memikul kesedihan untuk yang ketiga kalinya. Anak bungsunya, Muhammad Adnan Dimas Sanjaya (4 thn) diketahui mengalami gangguan pendengaran. Akibatnya, Dimas pun terlambat bicara, tidak bisa banyak berkomunikasi, dan berekspresi.

Dimas yang sekarang menjadi anak yatim itu, diketahui mengalami gangguan tersebut setelah diperiksakan ke Dokter Spesialis THT yang berada di daerah Kecamatan Taman, Sidoarjo Jawa Timur.

“Dokter memberi surat rujukan agar Dimas meneruskan pengobatan di RSAL dr Ramelan Surabaya pada pertengahan September 2021 kemarin, Mba,” ucap Bu I’ah kepada Tim NU Care-LAZISNU Jombang.

Hasil pemeriksaan menyatakan, Dimas yang tinggal di Dusun Jombatan 3 RT 01 RW 01 Desa Jombatan, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang Jawa Timur itu mengalami gangguan pendengaran hingga 100 dB HL (desibel Hearing Level), yang pada ukuran anak normal adalah 25-60 dB HL.

“Operasi tidak bisa dilakukan untuk penyembuhan Dimas, Mba. Dokter mengharuskan agar Dimas memakai alat bantu dengar (ABD) untuk memperkuat pendengaran. Pemakaian ABD juga untuk seumur hidup, dan tampaknya itulah satu-satunya solusi bagi Dimas,” ungkapnya terbata-bata.

Harga satu alat dengar berada di kisaran Rp8,5 juta. Apabila sepasang untuk telinga kanan dan kiri harganya bisa mencapai Rp17 juta.

Bu I'ah menceritakan bahwa dirinya terpaksa menggunakan dana pencairan Jasa Raharja almarhum suaminya untuk membeli ABD itu demi kesembuhan anaknya. Padahal, dana tersebut sebelumnya ia rencanakan digunakan sebagai modal usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Bu I’ah hanyalah seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki pemasukan tetap untuk menghidupi kedua anaknya semenjak ditinggal suaminya delapan bulan lalu, dikarenakan kondisi Dimas yang tidak bisa ditinggal bekerja.

Selain biaya hidup dan biaya sekolah anak pertamanya, Zahida Qalbi Nadhifa (8 th), dia juga membutuhkan biaya terapi pendengaran dan wicara untuk anak bungsunya itu.

“Terapi itu seharusnya dilakukan satu minggu sekali, Mba. Tapi karena kendala biaya maka saya melakukannya satu bulan sekali di Surabaya. Setiap satu kali terapi, saya menghabiskan biaya sekitar satu juta rupiah. Itu pun belum termasuk biaya transportasi dan biaya perawatan ABD seperti mengganti batere dan spare part. Kalau alat dengarnya ada kerusakan dan tidak bisa diperbaiki maka harus beli alat dengar baru, Mba,” ungkap Bu I’ah saat kami dari Tim NU Care-LAZISNU silaturahmi ke rumahnya.

Sejak November 2021 lalu, terapi untuk Dimas sudah berjalan dua kali dengan bantuan keluarganya. Bu I'ah juga sebenarnya sudah mengajukan pembuatan KIS (Kartu Indonesia Sehat) di Kantor Dinas Sosial Jombang pada pertengahan September lalu. Namun, kata Bu I’ah, hingga kini belum ada kabar kelanjutannya dari petugas di Dinsos.

#SahabatPeduli, jujur, kami yang mendengar langsung cerita dari Bu I’ah merasa sangat sedih dan ingin membantunya, setidaknya meringankan beban hidup dan kesedihannya.

Ya, setelah ditinggal suaminya dan hidup menjanda, Bu I’ah mesti berjuang dari kesedihannya bersama dua buah hatinya. Sementara anak bungsunya mengalami gangguan pendengaran dan tentu dirinya butuh biaya untuk pengobatan (terapi) dan perawatan ABD bagi Dimas.

Mari #SahabatPeduli, kita bantu ringankan beban hidup Bu I’ah dengan membantu biaya terapi dan perawatan ABD untuk Dimas. Kepedulian atau donasi terbaik saudara semua bisa disalurkan melalui halaman galang dana ini, dengan cara:

  1. Klik tombol “Donasi Sekarang”
  2. Masukkan nominal donasi
  3. Isi data diri
  4. Pilih metode pembayaran
  5. Klik “Lanjutkan Pembayaran” dan ikuti langkah selanjutnya
  6. Dapatkan laporan via email

    Kontributor: Tim LAZISNU PCNU Jombang
    Editor:  Putri Azmi Millatie/ Wahyu Noerhadi

Kabar Terbaru

NU Care-LAZISNU Jombang Salurkan Donasi untuk Kesembuhan Dimas

28/04/2022

Image


Jombang, NU Care

Kamis, 28 April lalu, NU Care-LAZISNU Jombang melalui Platform Crowdfunding nucare.id menyalurkan bantuan untuk Muhammad Adnan Dimas Sanjaya (4 thn) yang mengalami gangguan pendengaran hingga 100 dB HL (desibel Hearing Level). Bantuan senilai Rp. 7.127.400,- diserahkan oleh Ketua UPZIS NU Care-LAZISNU Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dalam Program ASTANA (Anak Sehat Nusantara).

Sang Ibu, Siti Masri’ah (30) menuturkan bahwa Dimas kini mengalami kemajuan perkembangan dalam merespon.

"Alhamdulillah sudah ada perkembangan setelah memakai alat bantu dengar dan terapi dua Minggu sekali. Dulu ketika blm memakai alat, saat diajak ngomong tidak diperhatikan malah sibuk mainan, juga tidak tau waktu baik siang maupun malam tetap saja bermain," Ucapnya.

"Kami sangat berterima kasih sekali atas perhatiannya ini, tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata mas." Tambahnya sambil terisak tangis saat diwawancarai Tim UPZIS NU Care-LAZISNU Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang pada 28 April 2022.

 

Donatur