Para penggerak UMKM adalah objek terdampak pandemi Covid-19, yang sudah berlangsung selama satu tahun terakhir. Dibatasinya tempat-tempat wisata dan sarana umum semakin mengempiskan kantung-kantung penghasilan mereka.
Salah satu yang paling terdampak adalah para penjual makanan yang berada di lingkungan sekolah. Mengingat kegiatan belajar mengajar kini sudah beralih secara daring, maka para penjual jajanan ini juga harus gulung tikar.
Nurul (27) merupakan salah satu penjual jajanan di sekolah yang berada di Medan. Saat diwawancarai, dirinya mengakui bahwa penghasilannya kian menurun; berbeda dengan sebelum pandemi, penghasilannya cukup stabil.
“Sebelum pandemi, jualan saya sangat lancar, Mba. Dan penghasilan pun cukup stabil. Tapi sekarang lumayan sulit karena orang-orang juga lebih memilih untuk membeli makanan pokok dibanding jajanan,” ungkap Nurul.
Menurut Nurul, banyaknya pekerja yang dirumahkan juga membuat jualannnya menurun hingga 50%.
“Jadi pasar (tempat) saya itu jualan di sekitar kantor dan sekolahan. Nah, semenjak para pekerja dirumahkan, mereka lebih memilih untuk masak di rumah karena tentu lebih hemat. Ditambah jam operasi berjualan juga sekarang dibatasi,” imbuhnya.
Nurul juga sudah mencoba untuk berjualan secara online, guna menambah dan memperluas pasar. Namun menurut Nurul hasilnya ternyata tidak signifikan.
“Saya juga berjualannya lewat Facebook. Jadi sistemnya saya pasang jualan saya di status Facebook. Tapi sepertinya ada perubahan algoritma yang saya juga kurang paham. Jadi tidak banyak yang melihat status kita. Walhasil jualan online pun tidak signifikan hasilnya,” pungkasnya.
Melihat begitu berpengaruhnya dampak ekonomi dari wabah Covid-19 ini, maka NU Care-LAZISNU dalam program "Sahur Time" bersama Kompas TV menginisiasi campaign UMKM Bangkit, dengan mengajak para donatur untuk membantu para penggerak UMKM di tengah kebiasaan baru (New Normal) dengan berbagai bantuan seperti:
Mari bersama Bantu Modal Usaha di Tengah Kebiasaan Baru dengan cara:
Kebutuhan Dana 100.000.000
Dana Terkumpul 2.722.085
Donatur
0 Hari lagi
Para penggerak UMKM adalah objek terdampak pandemi Covid-19, yang sudah berlangsung selama satu tahun terakhir. Dibatasinya tempat-tempat wisata dan sarana umum semakin mengempiskan kantung-kantung penghasilan mereka.
Salah satu yang paling terdampak adalah para penjual makanan yang berada di lingkungan sekolah. Mengingat kegiatan belajar mengajar kini sudah beralih secara daring, maka para penjual jajanan ini juga harus gulung tikar.
Nurul (27) merupakan salah satu penjual jajanan di sekolah yang berada di Medan. Saat diwawancarai, dirinya mengakui bahwa penghasilannya kian menurun; berbeda dengan sebelum pandemi, penghasilannya cukup stabil.
“Sebelum pandemi, jualan saya sangat lancar, Mba. Dan penghasilan pun cukup stabil. Tapi sekarang lumayan sulit karena orang-orang juga lebih memilih untuk membeli makanan pokok dibanding jajanan,” ungkap Nurul.
Menurut Nurul, banyaknya pekerja yang dirumahkan juga membuat jualannnya menurun hingga 50%.
“Jadi pasar (tempat) saya itu jualan di sekitar kantor dan sekolahan. Nah, semenjak para pekerja dirumahkan, mereka lebih memilih untuk masak di rumah karena tentu lebih hemat. Ditambah jam operasi berjualan juga sekarang dibatasi,” imbuhnya.
Nurul juga sudah mencoba untuk berjualan secara online, guna menambah dan memperluas pasar. Namun menurut Nurul hasilnya ternyata tidak signifikan.
“Saya juga berjualannya lewat Facebook. Jadi sistemnya saya pasang jualan saya di status Facebook. Tapi sepertinya ada perubahan algoritma yang saya juga kurang paham. Jadi tidak banyak yang melihat status kita. Walhasil jualan online pun tidak signifikan hasilnya,” pungkasnya.
Melihat begitu berpengaruhnya dampak ekonomi dari wabah Covid-19 ini, maka NU Care-LAZISNU dalam program "Sahur Time" bersama Kompas TV menginisiasi campaign UMKM Bangkit, dengan mengajak para donatur untuk membantu para penggerak UMKM di tengah kebiasaan baru (New Normal) dengan berbagai bantuan seperti:
Mari bersama Bantu Modal Usaha di Tengah Kebiasaan Baru dengan cara:
Belum ada kabar terbaru