“Awal terkena 2015. Obat semprotnya mbalik (membalik) ke badan saat menyemprot hama di sawah. Keracunan. Badannya bengkak-bengkak,” ungkap Bu Yuni Susanti (35 thn), menceritakan kondisi yang dialami oleh suaminya, Pak Sawin (35 thn).
Pak Sawin dan Bu Yuni adalah pasangan suami-istri asal Desa Welahan Wetan, RT 06 RW 04, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Bu Yuni mengisahkan, waktu awal kejadian, suaminya langsung dibawa ke dokter untuk dirawat. Namun perawatan tidak dilanjutkan, karena kondisi ekonomi yang lemah. Sementara Pak Sawin harus berkerja kembali ke sawah.
“Kemudian Bapak terkena semprotan hama lagi. Kejadiannya sudah 2 (dua) bulan ini. Sekarang tangan dan kaki Bapak bernanah. Yang paling sering dikeluhkan Bapak saat ini adalah rasa panas dan gatal,” ucap Bu Yuni, kepada tim NU Care-LAZISNU Cilacap, saat ditemui di kediamannya, baru-baru ini.
Setiap 3 (tiga) hari sekali, kata istrinya, Pak Sawin harus disuntik oleh mantri, dan membeli obat antibiotik di apotek. Tiap tiga hari sekali pula Bu Yuni harus mengantarkan suaminya ke mantri di dekat desa, dengan sepeda motor tua yang dimilikinya.
“Harus bolak-balik memeriksa keadaan Bapak. Suntik dan menebus obat. Dan ada perlengkapannya seperti kain kasa, tisu, dan lain-lain yang harus dibeli. Habis sekitar dua ratus ribu,” katanya.
Saat ini, kondisi Pak Sawin sudah mulai membaik, namun harus tetap berobat jalan. Sebelumnya, Pak Sawin merasakan nyeri dan berjalan ke kamar mandi pun tidak bisa.
“Waktu bengkak-bengkak itu bawaannya sakit dan nyeri katanya. Katanya nggak kuat, ‘Yaa Allah kok kayak gini penyakitnya’,” ucap Yuni menirukan keluhan suaminya.
Ya, saat ini Bu Yuni lah yang harus menghidupi keluarganya, suami serta 1 putranya yang masih sekolah SD.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Bu Yuni berjualan jajanan untuk anak sekolah. Tentu penghasilannya tidak seberapa. Dan selama pandemi ini ia hanya bisa berjualan di rumah. Karena sekolah diliburkan. Otomatis penghasilannya pun berkurang.
Pak Sawin ingin sembuh total dari penyakitnya. Karena ia mesti kembali menggarap sawah.
Kata istrinya, Pak Sawin ingin dirawat di rumah sakit, dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, sangat besar harapan kami akan doa dan bantuan dari #SahabatPeduli kepada Pak Sawin, agar ia bisa melanjutkan pengobatan ke Rumah Sakit. Caranya:
Kebutuhan Dana 50.000.000
Dana Terkumpul 3.422.142
Donatur
0 Hari lagi
“Awal terkena 2015. Obat semprotnya mbalik (membalik) ke badan saat menyemprot hama di sawah. Keracunan. Badannya bengkak-bengkak,” ungkap Bu Yuni Susanti (35 thn), menceritakan kondisi yang dialami oleh suaminya, Pak Sawin (35 thn).
Pak Sawin dan Bu Yuni adalah pasangan suami-istri asal Desa Welahan Wetan, RT 06 RW 04, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Bu Yuni mengisahkan, waktu awal kejadian, suaminya langsung dibawa ke dokter untuk dirawat. Namun perawatan tidak dilanjutkan, karena kondisi ekonomi yang lemah. Sementara Pak Sawin harus berkerja kembali ke sawah.
“Kemudian Bapak terkena semprotan hama lagi. Kejadiannya sudah 2 (dua) bulan ini. Sekarang tangan dan kaki Bapak bernanah. Yang paling sering dikeluhkan Bapak saat ini adalah rasa panas dan gatal,” ucap Bu Yuni, kepada tim NU Care-LAZISNU Cilacap, saat ditemui di kediamannya, baru-baru ini.
Setiap 3 (tiga) hari sekali, kata istrinya, Pak Sawin harus disuntik oleh mantri, dan membeli obat antibiotik di apotek. Tiap tiga hari sekali pula Bu Yuni harus mengantarkan suaminya ke mantri di dekat desa, dengan sepeda motor tua yang dimilikinya.
“Harus bolak-balik memeriksa keadaan Bapak. Suntik dan menebus obat. Dan ada perlengkapannya seperti kain kasa, tisu, dan lain-lain yang harus dibeli. Habis sekitar dua ratus ribu,” katanya.
Saat ini, kondisi Pak Sawin sudah mulai membaik, namun harus tetap berobat jalan. Sebelumnya, Pak Sawin merasakan nyeri dan berjalan ke kamar mandi pun tidak bisa.
“Waktu bengkak-bengkak itu bawaannya sakit dan nyeri katanya. Katanya nggak kuat, ‘Yaa Allah kok kayak gini penyakitnya’,” ucap Yuni menirukan keluhan suaminya.
Ya, saat ini Bu Yuni lah yang harus menghidupi keluarganya, suami serta 1 putranya yang masih sekolah SD.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Bu Yuni berjualan jajanan untuk anak sekolah. Tentu penghasilannya tidak seberapa. Dan selama pandemi ini ia hanya bisa berjualan di rumah. Karena sekolah diliburkan. Otomatis penghasilannya pun berkurang.
Pak Sawin ingin sembuh total dari penyakitnya. Karena ia mesti kembali menggarap sawah.
Kata istrinya, Pak Sawin ingin dirawat di rumah sakit, dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, sangat besar harapan kami akan doa dan bantuan dari #SahabatPeduli kepada Pak Sawin, agar ia bisa melanjutkan pengobatan ke Rumah Sakit. Caranya:
Belum ada kabar terbaru